Studio Alam TVRI Riwayatmu Kini



Lokasi syuting sekaligus tempat wisata. Pernah melahirkan serial televisi ternama. Namun seakan terbengkalai tak terurus.   

Dua patung besar kamerawan di kiri kanan akses utama seakan mengabadikan kehadiran pengunjung. Akasia dan angsana merimbun rindang batasi jalan setapak. Berjajar menjulang lebih dari sepuluh meter. Bagai payung bagi mereka yang berlalu-lalang. Bukan cuma rindang pohon semata dan perdu semak liar. Dus, ada bonus menyegarkan mata. Kopi hangat, air danau berkilauan tertimpa matahari, tebaran jala dari rakit bambu para pencari ikan adalah bentang alam yang memanjakan mata. Suasana tropis melekat pada Studio Alam TVRI yang terletak di Jalan Raden Saleh, Cikumpa, Kelurahan Sukmajaya, Kecamatan Sukmajaya Depok, Jawa Barat tersebut. Kawasan resapan air di pinggir Jakarta ini juga menyuguhkan panorama hutan pinus buatan.

Tak hanya sekedar sajian pesona alam liar. Ingin belajar arsitektur kuno zaman kerajaan, ada replika pintu gerbang pusat kerajaan Majapahit. Terbuat dari batu bata merah halus. Dua patung macan berwarna abu-abu duduk di kiri kanan. Menggamit undakan naik turun gerbang. Awam menyebut pintu itu tiruan Gapura Bajang Ratu di Mojokerto, Jawa timur.

Namun sayang, kondisinya kurang terawat. Dinding gapura dijahili coretan tangan. Banyak tulisan, coretan dan grafiti cat semprot yang merusak keindahan. Selain di bibir danau, dari sisi fotografis gerbang ini cocok dipakai lokasi pemotretan. Ada pohon beringin di sebelah tangga, di ujung gapura, latar belakang rimbun bambu membatasi tepian lantai dari bata merah hias.

Persis di bawah gerbang berundak, terdapat arena pertunjukan. Menyerupai balairung rumah Jawa. Plus deretan bangku kayu memanjang untuk penonton duduk. Bila tak ada pentas, lantai tengah difungsikan olahraga badminton dan hajatan warga setempat. Di depan pintu masuk utama balai pertemuan itu ditanam prasasti peresmian ditandatangani Almarhumah Tien Soeharto, 19 Maret 1987. Monumen itu dinaungi tiang bendera. Studio Alam Depok sering dijadikan lokasi syuting dan pemotretan.

Di belakang bangunan kayu yang konon dibawa utuh dari Semarang, Jawa Tengah itu, berdiri rumah panggung khas Sumatera. Pohon kelapa tumbuh melengkung di halaman samping. Mengingatkan suasana desa di ranah Minang. Masih ingat sinetron Sitti Nurbaya produksi TVRI Jakarta? Itulah kediaman Datuk Maringgih. Kondisi rumah panggung berwarna coklat ini mengenaskan. Tangga, pagar, dinding dan lantai kayu lapuk dimakan rayap. Sarang laba-laba penuhi atap rumah. Bahkan, dinding bangunan utama sudah hancur. Menganga lebar dan berdebu. Terakhir kali berkunjung pada bulan Juli 2013 lalu, rumah Datuk Maringgih sudah rata berkalang tanah.

Lokasi depan rumah adat Minang adalah tempat favorit para sineas mengambil gambar. Kru film maupun kerabat artis seringkali rehat berteduh di bawah pohon atau hanya duduk-duduk santai di tangga naik rumah panggung. Sedangkan rumah panggung kecil di sebelah kiri, biasanya untuk meletakkan kostum pemain, perlengkapan film dan istirahat pekerja film. 

Galibnya Badan Usaha Milik Negara (BUMN), ketika TVRI satu-satunya pemancar tunggal siaran televisi, studio alam juga memiliki kantor. Bangunan dua lantai menjadi pusat kendali operasional. Sekarang, jangan sangka ada kesibukan pegawai di dalam kantor. Kosong tanpa aktivitas. Papan nama terbuat dari besi tipis itu sudah tidak terbaca. Berkarat, catnya mengelupas hapus aksara. Hampir tidak terbaca tulisan Direktur Jenderal Radio Televisi, Pusat Pemeliharaan Teknik RRI TVRI Kantor Pusat Jakarta, Alamat Studio Alam TVRI Depok, Bogor Kode Pos 16412.

Saat dibuka tutup, pintu gerbang depan kantor berderit. Membuat bulu tengkuk bergidik. Tanaman rambat hampir menutupi seluruh pagar muka. Bangunan itu tanpa lampu di malam hari, makin berkesan angker. Seolah jauh dari jamahan manusia. Tak salah bila syuting produksi film misteri acap dilakukan di bekas kantor ini.

Masih ada bangunan permanen dirawat. Masjid menghadap danau dan arena tenis lapangan di belakang bekas kantor. Tengok toilet tempat ibadah itu. Tak terurus, kotor, bau dan tanpa penerangan. Dari halaman masjid ini, ada pemandangan baru. Gundukan tanah diratakan buat perumahan. Lokasinya persis menghimpit pintu masuk-keluar Studio Alam. Bisa jadi lanskap danau menjadi iklan jualan pengusaha properti.   

Ironis, saat menyusuri jalan berbatu di studio alam. Terkadang di sudut yang sepi, bisa berjumpa pasangan lawan jenis, sedang asyik masyuk di bawah gubuk reyot atau di atas sepeda motor. Saat musim libur sekolah, danau Studio Alam identik kolam pemancingan. Para pemancing berjajar di pinggir danau dan empang sewaan. Bila nasib baik, ikan mujair, lele dan gurame bisa tertangkap kail. Khusus kolam sewa, ada turbin penghasil oksigen. Sayang, danau itu di beberapa bagian ada pendangkalan air. Tanah dasarnya menyeruak ke permukaan air ditumbuhi ilalang. Sehingga mudah sekali melihat sampah tersangkut di gugusan tanah basah itu.

Persis di tepi danau, berdiri rumah bambu yang pernah menjadi lokasi syuting serial “Rumah Masa Depan”. Wajar bila pemirsa televisi saat ini lupa rumah itu. Karena TVRI sebagai ‘pemilik rumah’ telah abai. Tidak ingin merawat ingatan pemirsa pada serial “Rumah Masa Depan”. Film serial televisi yang bertutur soal budi pekerti dan kehidupan keluarga di desa. Kisah di layar gelas karya Ali Shahab ini pernah kesohor di paruh 80-90an.

Aset negara ini perlu perhatian. Ancaman makin meruyaknya kompleks perumahan terus membayangi. Jangan menyesal bila suatu saat terdesak pemukiman dan hanya bisa dinikmati segelintir orang. Zaman tenar TVRI bisa jadi telah berlalu. Namun sungguh tak elok bila studio alam itu dibiarkan tak terurus.

  

Studio Alam TVRI. Lokasi yang pernah melahirkan sineas dan sinetron ternama pada masanya.

Rumah pohon. Kehadiran pemukiman baru dikuatirkan hanya segelintir orang yang bisa menikmati keindahan Studio Alam TVRI.

Memancing. Menghabiskan waktu di pinggir danau sambil mengail ikan.

Limasan. Rumah adat Jawa berbentuk Limasan menjadi bagian tak terpisah dari aset milik negara di Studio Alam, Depok, Jawa Barat.

Penjala ikan. Danau di Studio Alam TVRI juga menyimpan potensi ikan tawar yang dimanfaatkan warga sekitar.

Rumah Panggung. Bekas rumah yang pernah dijadikan lokasi syuting sinetron "Sitti Nurbaya"

Pedagang Kaki Lima. Pengunjung Studio Alam bisa menikmati bentang alam sambil menikmati minuman dan penganan kecil yang dijual PKL.

Pemukiman baru. Studio Alam TVRI bakal dikepung perumahan.

Syuting. Aktivitas persiapan pengambilan gambar sebuah sinetron.

Petunjuk arah. Lokasi Studio Alam mudah diakses dan dilalui angkutan umum.

Comments

  1. Untuk wisata keluarga masih nyaman ya pak? Jadi penasaran neh hehehe....

    ReplyDelete

Post a Comment