Hooee…hooee...byur…byur…byurr… ribuan orang
bersorak-sorai seraya bertepuk tangan. Sebagian lagi berlarian melompati bebatuan
kali masuk ke sungai. Air mengecipak, mereka saling siram menyiram, padahal pesta
“Parak Iwak” (berburu ikan) belum resmi dimulai. Di bibir bantaran sungai, Gubernur
Jawa Tengah, Ganjar Pranowo masih berpidato menutup rangkaian acara Festival
Serayu dan Kongres Sungai Indonesia (KSI) di Kabupaten Banjarnegara, Jawa
Tengah, 26-30 Agustus lalu.
Matahari mulai terik, masyarakat tumplek
bleg sejak pagi hari, tak sabar menunggu orang nomor satu di Jawa
Tengah itu menyelesaikan pidatonya. Sementara panitia telah melepas sekitar 13.500
ikan seberat
2,7 ton ke sungai Serayu untuk ditangkap warga beramai-ramai. Sekitar sepuluh ribu
orang turun ke sungai berusaha menangkapi ikan-ikan tersebut.
“Sejak jam tujuh pagi saya menunggu, tapi Parak Iwak belum juga dimulai.
Sudah kepanasan, ya nyemplung saja cari ikan,” kata Irwan, warga Desa
Singomerto, Kecamatan Sigaluh, Banjarnegara. Kaos oblong laki-laki paruh baya lengket
di badan basah kuyup oleh air.
Beberapa saat kemudian, Ganjar yang mendengar keriuhan bergegas menuruni
undakan bantaran Serayu. Ia diarak iringan puluhan sosok pewayangan, Bima dan Arimbi menuju
tepian sungai. Ribuan massa semakin merangsek dekati sungai, setelah tahu
pemimpinnya menghampiri.
“Saudara-saudara jangan berdesakan. Silakan menangkap ikan sepuasanya,
tapi hati-hati masuk ke sungai. Keselamatan Anda harus diutamakan,” suara
pembawa acara keras terdengar dari speaker.
Panas, heboh, riuh, dan basah suasana di bawah jembatan besi Sigaluh yang melintang di atas Serayu. Pesta rakyat “Parak Iwak” itu seperti harapan agar sungai di Indonesia semakin sehat. Semoga.
Comments
Post a Comment